Setiap inchi daratan adalah pentas tarian cintaMu. Setiap kubik lautan adalah tinta 'tuk tuliskan syair untukMu. Dan sehelai nyawaku sebagai pengikatMu.

Saturday, December 20, 2014

Syair Cinta untuk Nari Ratih oleh Pendekar Syair Berdarah (Arya Dwipangga)

Advertisement

Pelangi muncul di atas Kurawan
Warnanya indah bukan buatan
Seorang gadis ternganga keheranan
Rambutnya tergerai jatuh ke pangkuan

Sekuntum cempaka sedang mekar di taman sari desa Manguntur
Kelopaknya indah tersenyum segar
Kan kupetik cempaka itu untuk kubawa tidur malam nanti

Kubuka daun jendela dan terbayang malam yang indah dihiasi chandra kartika
Di bulan Waisya ini
Sepuluh kali aku melewati pintu rumahmu yang masih rapat terkancing dari dalam
Kapan kau buka
Wahai sang dewi puspa

Pelangi itu muncul lagi
Membuat garis melengkung ke langit tinggi
Daun ilalang diterpa angin gemerisik membangunkan tidurku dari mimpi buruk
Di batas tugu yang indah ini ku pahat dengan bermandikan keringat kasih
Kalau kau tatap mega yang berbunga-bunga
Disanalah aku duduk menunggu pintu maafmu terbuka

Pelangi senja mengantarkan burung-burung pulang ke sarangnya
Domba-domba pulang ke kandangnya
Tapi aku hendak kemana
Apa yang kulakukan menjadi tak berharga selama senyummu masih kau sembunyikan di balik keangkuhan hatimu

Nari Ratih……………
Kau adalah sebongkah batu karang
Tapi aku adalah angin yang sabar setia
Sampai langit di atas terbelah dua
Aku akan membelai namamu bagaikan bunga

Jika hari telah tidur d ipangkuan malam
Kukirim bisikan hatiku ini bersama angin
Biarpun malam pucat kedinginan
Biarpun bintang merintih di langit yang jauh
Aku akan tidur dengan tenang
Sambil memeluk senyummu dalam kehangatan mimpiku

Aku berkelana mencari cinta ke desa-desa yang jauh
Akhirnya di candi Walandit kupuaskan dahagaku…..

Oleh Arya Dwipangga - Pendekar Syair Berdarah dalam Tutur Tinular karya S.Tidjab

--------

Ah rasanya, syair itu mewakili karut marut beredarnya berita tentang SS dan RW. SS yang merupakan pujangga dan penyair dan mungkin sastrawan itu mungkin bisa diibaratkan Arya Dwipangga yang dengan ramuan-ramuan syairnya dan sedikit trik bisa menundukkan hati mahasiswi dan akhirnya hamil.

Nari Ratih di dalam Tutur Tinular  yang ditulis oleh S.Tidjab sepertinya akan segera menjelma dan reinkarnasi dalam bentuk gadis-gadis cantik dan penuh pesona di kampus-kampus, di kampung-kampung dan di kota-kota untuk kemudian meratapi sedih nasibnya. Atau mungkin, Nari Ratih adalah reinkarnasi dari sebuah realitas kehidupan gadis-gadis manis saat itu yang terpedaya dan terpesona dengan ketampanan dan kepiawaian syair-syair berdarah dan ramuan memabukkan?. Entahlah, namun yang pasti sangat jarang menemukan ksatria semacam Arya Kamandanu yang dengan rela dan ikhlas menikahi Nari Ratih ketika sudah tidak suci lagi (perawan), yang rela menikahi Mei Shin yang juga telah diperdaya oleh Arya Dwipangga dengan kesabaran dan penuh pemakluman.

Advertisement
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Syair Cinta untuk Nari Ratih oleh Pendekar Syair Berdarah (Arya Dwipangga)

0 komentar:

Post a Comment