Setiap inchi daratan adalah pentas tarian cintaMu. Setiap kubik lautan adalah tinta 'tuk tuliskan syair untukMu. Dan sehelai nyawaku sebagai pengikatMu.

Tuesday, December 27, 2016

Selimut Musim Dingin

Advertisement

ilustrasi ilalang jingga hujan darah
Alir rasa ini membentuk lilitan rapat benang bening laksana temali rumit arachnidae.

--

Menguras habis persediaan energi yang kusimpan semasa tahun-tahun masih berwarna cerah.

Hingga nyata kulihat kembali padang ilalang melebat berbunga masam.

Sampai senja menahanku menyudut di pinggiran tebing melolongkan rasa sakit yang masih membekaskan lebam.

Hingga kini langit biru kelam tertutup lumpur merah gelap sebab hujan darah sedari pagi tadi.

Yang membungkus padas putih kasar di daratan kosong yang kujaga selama ini.

--

Kupotong-potong tipis, kutata rapi melintang membujur, semili, sesenti, hingga nanti membentuk selimut tebal untuk kugunakan tidur musim dingin, selamanya.

Jauh dari gonggonganmu.

© 2016 #LautanSyair

Syair Berdarah

Advertisement
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Selimut Musim Dingin

  • KorengMenabur perih, Di bekas-bekas luka bernanah. Bekas yang tak akan hilang, Meski sakitnya menghilang. Mengigau namamu, Sembari menyeret letih kenanganmu. Kenangan yang m ...
  • Hangat banyak bilang terlalu banyak. sedikit bilang terlalu sedikit. kita cuma berdua. matikan saja perapian di tengah. biar gelap gulita. dan kita tidur... di kasur. ...
  • Syair Cinta untuk Nari Ratih oleh Pendekar Syair Berdarah (Arya Dwipangga)Pelangi muncul di atas Kurawan Warnanya indah bukan buatan Seorang gadis ternganga keheranan Rambutnya tergerai jatuh ke pangkuan Sekuntum cempaka sedang mekar di taman ...
  • Cinta Sebelah WC Umumpengandaian tanpa henti adalah penistaan untukku sendiri sedang cintamu seperti mimpi ada yang sakit di dadaku sebelah sini, kau tahu? layak tak layak, bukan hak merek ...
  • Perahu Kertas Terlipat rapi dan terbentuk begitu sempurna, seperti perahu kertas Ceria dan canda kanak kanak riuh di sekelilingmu, seperti perahu kertas. Rapuh, toh masih mampu be ...

0 komentar:

Post a Comment