Setiap inchi daratan adalah pentas tarian cintaMu. Setiap kubik lautan adalah tinta 'tuk tuliskan syair untukMu. Dan sehelai nyawaku sebagai pengikatMu.

Friday, September 10, 2010

Maut

Advertisement

Ketika senja memerah dengan kesuraman di baliknya.

Ketika malam mulai mengintip apa yang terjadi di bumi.

Bukan kita yang mesti pergi.

Bukan jiwa mesti mengungsi.

Tak perlu pula di tangisi.

Cuma waktu saja.. tak perlu risau mas, mbak, kang, yuk.

masih ada gelap yang perlu kita terangi.

Advertisement
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Maut

  • Cintaku Tak Mau Pergiini siang muram, seperti malam nafas sesak, mulas perut  mendesak tangis pilu tertindih malu sesal dan memuja cinta jodoh, mati, istri. rejeki, alasan sepi memupus ...
  • Jalan Tak Lengkap selelapnya pagi di sepi kota. setelah hidup dalam malam. asa pulang tak habis mimpi. jemu di selangkangan. semata tanpa tujuan. menikam waktu merajam. hari di sela-sel ...
  • Cinta yang LainSatu yang seribu. tak sebanding denganmu, ibu. Dalam diam bibirmu berjuta do'a tertabur untukku, anakmu. Dalam pandang sayu itu, tersirat kasih yang tak pernah la ...
  • Camar Aku pergi, seperti camar pagi tadi. berkalung sarung apak keringat dan daki. meninggalkan kehangatan istriku, menuju hawa dingin subuh yang hampir beku. Sesekali, ku ...
  • KorengMenabur perih, Di bekas-bekas luka bernanah. Bekas yang tak akan hilang, Meski sakitnya menghilang. Mengigau namamu, Sembari menyeret letih kenanganmu. Kenangan yang m ...

0 komentar:

Post a Comment