Setiap inchi daratan adalah pentas tarian cintaMu. Setiap kubik lautan adalah tinta 'tuk tuliskan syair untukMu. Dan sehelai nyawaku sebagai pengikatMu.

Friday, February 22, 2013

Kepala Batu

Advertisement

"senandung gersang di padang ilalang,
mengungkapkan kerinduan pada hujan yang tak akan datang"
kukira raja katak yang menggonggong, ternyata kau..
kau bilang aku sama pikunnya dengan kerbau..
"ini musim kemarau" kau bilang, dasar dungu.
"tak mungkin langit bakalan kencing di mukamu" ketusmu, dasar dungu.

senja seperti menari, padahal baru saja pagi.
daun dan rumput sama merah seperti darah, menggelegak memuntapkan amarah.
ku pacul kaepalamu dasar babi!
"ini musim hujan, kau tahu? sebentar lagi dia datang"
"kalau dia datang, mungkin banjir" kau meledek senang

tidak, dia pasti datang dengan anggun, membasahi perih-perih yang lalu
dia akan mebersihkan daki-daki yang menghitamkan aku
"jangan mimpi di terik matahari"

aku terbang di dua jalan batas kota layaknya menari diantara mimpi dan ilusi bersama lembayung senja di maghrib

Advertisement
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Kepala Batu

0 komentar:

Post a Comment