Kemudian subuh hembuskan angin surga
Tanpa kutahu tubuhku ngilu.
Sadari hitamku, sadari kotorku.
Aku malu.
Lalu ku usap wajah keriput, penuh luka.
Luka menganga, bukan luka warna.
Warna-warna dunia, dunia nista.
Hilang nyali.
Lalu bersembunyi kembali.
Aku takut.
Melukai subuhmu ya Tuhan.
Pagiku menjelang.
Dan aku panik, karna tak mampu ku gerakkan tubuh nista penuh noda dunia.
Aku malu. Subuh ini aku malu kepada-Mu.
Dan esoknya...esoknya lagi.
Aku masih malu.
Ma'afkan aku.
Monday, March 15, 2010
Sesunyi Subuh yang bernafas
Di Publikasikan
Jon Moekidi
pada
Monday, March 15, 2010
Advertisement
Advertisement
Tags :
Sajak