Setiap inchi daratan adalah pentas tarian cintaMu. Setiap kubik lautan adalah tinta 'tuk tuliskan syair untukMu. Dan sehelai nyawaku sebagai pengikatMu.

Monday, March 15, 2010

Sesunyi Subuh yang bernafas

Advertisement

Kemudian subuh hembuskan angin surga
Tanpa kutahu tubuhku ngilu.
Sadari hitamku, sadari kotorku.
Aku malu.
Lalu ku usap wajah keriput, penuh luka.
Luka menganga, bukan luka warna.
Warna-warna dunia, dunia nista.

Hilang nyali.
Lalu bersembunyi kembali.
Aku takut.
Melukai subuhmu ya Tuhan.
Pagiku menjelang.
Dan aku panik, karna tak mampu ku gerakkan tubuh nista penuh noda dunia.
Aku malu. Subuh ini aku malu kepada-Mu.
Dan esoknya...esoknya lagi.
Aku masih malu.

Ma'afkan aku.

Advertisement
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Sesunyi Subuh yang bernafas