Setiap inchi daratan adalah pentas tarian cintaMu. Setiap kubik lautan adalah tinta 'tuk tuliskan syair untukMu. Dan sehelai nyawaku sebagai pengikatMu.

Monday, December 3, 2012

Menunggu Kau yang Dulu

Advertisement

kenangan akanmu, menjauh.
dan asa, melepuh.

menunggu waktu, untuk menunggu.
ber-rotasi, melumpuhkan inti syaraf kognitif.

terabai, menatap dunia bercengkrama.
menyepi, berlindung dari riuh pusaran waktu.

kau kini, bukan yang lalu.
aku kini, masih yang dulu.
menunggu.

Advertisement
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Menunggu Kau yang Dulu

  • Rindu Senyummu Setelah Hujanjelaga manyaru kabut menindih hati kalut setelah hujan malam saat aku dibeku rindu bukan jalanan yang kurisaukan tidak juga selimut yang kurindukan tetapi senyummu tet ...
  • MengenangmuSejenak kumenantimu, di tepian waktu Di serambi musholla, kala senja Melamunkan asa kan bisa meraih helai-helai rambutmu Memimpikan kuasa untuk menyentuh lembut pipimu ...
  • Cinta HeningSehening subuh yg lebih banyak terlewatkan. Dan kecewa melanda kala mata terbuka, jika matahari sudah meninggi. Seperti itulah cinta, ketika kita tahu bahwa cinta yang ...
  • Sepertiga Malam yang TerakhirIlustrasi: menarilah, tak layak engkau termangu. ini hari telah berganti, pagi. syairku puisi waktu. ritmeku bisu waktu. beku tak bernafas, berontak pilu. pasrah, ter ...
  • KembaliTelah kulupa bentuk wajahmu, dan manis senyummu. Hingga kini saat kau hadir kembali, aku seperti di meja judi. Kupertaruhkan seluruh malu, hingga habis lidah dikulum k ...

0 komentar:

Post a Comment