Pernahkah melihat kumpulan puisi kontemporer yang unik dan sangat mengesankan? Bentuk puisi-puisi yang ada dikumpulan puisi kontemporer itu ada yang seperti ikan, misalnya, karena memang maknanya tentang ikan. Ada yang berbentuk air yang menetes karena maknanya tentang tetesan air. Ada yang berbentuk lambang cinta karena memang arti puisinya tentang cinta. Yang lebih seru adalah bahwa puisi-puisi itu ternyata hanya berisikan beberapa kata saja yang diulang-ulang sehingga membentuk satu lambang tertentu. Sepertnya sang pembuat puisi ingin para pembacanya memahami dan menterjemahkan sendiri makna dari lambang yang terbuat dari kata-kata yang sangat minim tersebut.
Kumpulan Puisi Kontemporer – Makna dan Gambaran Rasa
Puisi kontemporer adalah bentuk puisi kekinian. Puisi tidak lagi dipandang sebagai karya sastra yang terikat oleh bentuk dan rima, tetapi sebuah puisi diciptakan untuk menyampaikan gagasan. Chairil Anwar dipandang sebagai pelopor revolusi bentuk puisi. Baginya bentuk puisi itu tidak penting. Yang penting adalah wujud pengucapan batin.
Makna pengungkapan isi batin inilah yang membuat puisi-puisi yang ada di kumpulan puisi kontemporer berisikan berbagai teknik penyampaian sesuai dengan keadaan batin sang penyair pada saat puisi-puisi tersebut tercipta. Terkadang bila diamati dengan seksama, puisi-puisi kontemporer itu benar-benar menggambarkan keadaan kondisi batin sang penayir yang sebenarnya alias ungkap asa dan rasa yang benar-benar terjadi. Itulah mengapa puisi-puisi tersebut begitu menyentuh jiwa. Apa yang dari jiwa itu akan melekat pada jiwa.
Tidak jarang juga bahwa puisi-puisi kontemporer itu membutuhkan sedikit waktu dan tenaga untuk menggali pemaknaan yang sebenarnya. Memang tidak semua orang mempunyai latar belakang kebahasaan dan mempunyai perasaan yang peka terhadap makna kata yang tersusun dalam puisi yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai suatu bentuk-bentuk yang tak lazim yang selama ini dibayangkan orang ada dalam satu puisi.
Kumpulan puisi kontemporer – Mengungkap Pelopornya
Sebenarnya puisi-puisi Chairil Anwar pun sudah dapat dikatakan sebagai puisi kontemporer karena bentuk fisik puisinya menjadi contoh penyair-penyair berikutnya, bahkan sampai sekarang. Kata-kata yang mempunyai makna perlambang membuat puisi Chairil Anwar terasa begitu melegenda. Kehidupan Chairil Anwar sendiri yang cukup unik dan dalam masa yang tidak terlalu panjang karena sang penyair hebat ini meninggal dalam usia muda, membuat isi puisinya semakin terasa kemagisannya.
Magis dalam artian begitu menggetarkan hati karena pemaknaan yang sangat tepat terhadap satu peristiwa yang melibatkan seluruh tumpah darah Indonesia. Antara Karawang dan Bekasi, contohnya. Puisi ini berisikan penggambaran keadaan masa perang kemerdekaan ketika jiwa-jiwa terjungkal demi kemerdekaan Republik Indonesia yang tercinta. Tidak mengherankan kalau seandainya puisi-puisi karya Chairil Anwar ini dimasukkan ke dalam puisi kontemporer.
Namun, istilah kontemporer sendiri mulai populer pada era 70-an. Sutardji Calzoum Bahcri sebagai pelopornya. Sutarji Calzoum Bachri menulis puisi menempatkan bentuk fisik puisi dalam kedudukan yang terpenting. Pengulangan kata dan bunyi adalah kekuatan puisinya. Sutardji ingin mengembalikan puisi pada pada hakikatnya, yaitu sebagai doa. Bentuk doa selalu ada persamaan ritma layaknya sebuah mantra.
Cara pembacaan puisi kontemporer juga agak berbeda dengan pembacaan puisi biasa. Terkadang kalau tidak mengikuti pembacaan dari awal ataupun tidak mengetahui bentuk dan rupa puisi kontemporer sebelumnya, rasanya ingin ada yang memberi tahu dan memberikan keterangan lebih lanjut tentang puisi kontemporer tersebut.
Contoh Puisi Kontemporer dalam Kumpulan Puisi Kontemporer
Tidak banyak memang bisa menemukan contoh kumpulan puisi kontemporer. Selain tidak banyak yang memasyakatkan puisi jenis ini, buku-buku antologi puisi atau buku-buku khusus yang memuatan kumpulan puisi kontemporer tidak terlalu banyak ditemukan saat ini. Hal ini mungkin karena pasar untuk topik bahasan ini tidka terlalu menarik dan dipandang tidak akan terlalu diminati oleh pasar. Terutama pasar untuk kalangan anak muda yang kini sedang kasmaran dengan para penyanyi dari Korea Selatan dan semua yang berbau tentang Korea.
Tetapi paling tidak, artikel ini dapat menampilkan beberapa contoh puisi kontemporer karya Sutardji yang cukup unik dna sangat menarik untuk dicermati. Bukankah setiap karya sastra itu akan mampu menggelitik simpul-simpul otak kanan agar lebih aktif menari dalam lembar kehidupan yang harus dimaknai?
Tradi Wingeka dan Sihka
kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
winka
winka
winka
sihka
sihka
sihka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
sih
sih
sih
sih
sih
ka
sih
ku
Dalam puisi tersebut, bentuk grafis sangat dipentingkan penyair, bukan hanya penyair menulis dengan bentuk zigzag, tapi juga penyair ingin menyampaikan gagasan lewat pengulangan kata yang dibolak-balik.
Di sinilah kenapa Sutardji dipandang sebagai bapak pembaharu puisi kontemporer karena dia sudah berani mengobok-obok bentuk puisi lama yang dalam penyampaianya selalu dalam bentuk bait empat baris. Memang terlihat agak tidak lazim. Namun, bentuk ketaklaziman itulah yang membuat makna puisi kontemporer lebih terasa mengobok-obok perasaan dan jiwa.
Dalam bentuk fisik puisi yang tidak biasa itu Sutardji menyampaikan gagasan lewat kata yang sederhana menjadi sangat rumit dan bermakna. Kata yang ditulis hanya kawin dan kasih. Hal ini bukannya sebuah usaha untuk menyulitkan yang mudah dan membuat orang lain bingung. Inilah bentuk pengungkapan rasa dari jiwa yang terkungkung cukup lama dalam pakem yang terlalu dijejalkan untuk dilahap.
Di tangan Sutardji kedua kata itu menjadi kata yang luar biasa yang mempunyai makna tersembuyi di balik bentuk zigzag dan bolak-balik kata. Tanpa membuat kata tersebut kehilangan makna. Penggalian makna hidup adalah salah satu tujuan dari pembuatan puisi kontemporer ini. Bayangkan saja, dua kata. Hanya dua kata bisa menjadi satu hal yang begitu hebat. Sama dengan penciptaan manusia. Setetes cairan yang mampu membentuk sosok manusia yang begitu sempurna. Memang apa yang dicipta oleh seorang penyair tak sesempurna apa yang diciptakan oleh Tuhan, namun, menciptaan kesederhanaan dengan sarat makna itu adalah satu bentuk pengejawantahan sifat ketuhanan yang ada dalam diri manusia. Bahwa manusia juga diberi kemampuan membuat sesuatu.
Contoh lain sajak kontemporer yang mementingkan bentuk fisik adalah karya Ibrahim Sattah yang berjudul Firman. Perhatikanlah bentuknya dan pahami makna bentuk dari puisi kontemporer satu ini.
Firman
: Kun
(buat tanda salib)
Adalah malaikat yang dekat denganMu yang duduk dalam halaMu yang senantiasa sujud yang senantiasa kabut telah lebih dulu raga tatkala berkabar Engkau kepadanya.
dan
Allah tiada Tuhan selain Dia
dan
Adam yang tak sedap diam
dan
iblis
mematahkan alif
dan
pohon tegahan
membuahkan
firman
dan
angin
dan
api
dan
debu
dan
air
mengalir
dari sabda-Nya
dan
sihir
Yang meniup dengan ludah
Di bumi ini pun
hadir
: Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui
Tuhankuberikan padaku
Firman
Itu
1974
Dua contoh tersebut adalah dua bentuk puisi kontemporer yang sampai sekarang banyak ditiru oleh penyair-penyair muda yang berbakat. Jika puisi lama lebih lebih menunjukan kesimbangan peranan bentuk fisik yang ditonjolkan pada rima, dengan bentuk batin, puisi baru lebih menonjolkan bentuk batin dan gagasan, sedangkan puisi kontemporer lebih menonjolkan struktur fisik dalam menyampaikan gagasan.
Belajar dari Kumpulan Puisi Kontemporer
Menarik untuk dipelajari dan cukup menantang untuk mencoba membuat satu bentuk puisi kontemporer yang lebih mementingkan bentuk fisik ini. Apa yang harus dilakukan tidak banyak. Pertama, dapatkan buku kumpulan puisi kontemporer terlebih dahulu. Bisa dengan cara membeli atau pun bisa denagn cara meminjam di perpustakaan sekolah atau perpustakaan daerah yang masih mempunyai koleksi kumpulan puisi kontemporer tersebut. Kedua, bacalah dengan hati dan perhatikanlah topik yang diambil oleh para penyair. Ketiga, cobalah menyelami diri dan jiwa. Keempat, mulailah menggoreskan kata demi kata dalam selembar kertas. Tidak harus berharap bahwa puisi itu akan dibaca oleh orang lain ataupun akan mendapatkan tanggapan yang positif. Tanggapan yang negatif pun bisa memberikan inspirasi. Selanjutnya percaya diri saja.
Bagaimana, apakah Anda tertarik untuk membuat puisi kontemporer? Segeralah mulai, kemudian cobalah untuk membukukan hasil karya yang Anda buat dalam bentuk kumpulan puisi kontemporer yang menarik.
0 komentar:
Post a Comment