terasa pedih, wahai kenangan.
perih mengiris, duhai cinta.
azasmu membenak, ini hati rapuh retak.
gadis, awalmu seperti cahaya.
gadis, nyata kuperoleh lumpur nanah.
yang mengendap kian liat.
mengubur asa cinta, mungkin juga gairah.
ini aku, sekarang masih terbenam.
dalam dua setengah warsa kala sewindu yang lampau.
kehidupan kita, aku juga engkau.
Tuesday, April 16, 2013
Seumur Jagung
Di Publikasikan
Jon Moekidi
pada
Tuesday, April 16, 2013
Advertisement
Advertisement
Tags :
Sajak
Related : Seumur Jagung
Camar Aku pergi, seperti camar pagi tadi. berkalung sarung apak keringat dan daki. meninggalkan kehangatan istriku, menuju hawa dingin subuh yang hampir beku. Sesekali, ku ...
Durjana Cantikdurjana menangis dalam tawa kering tipis memaki ujung-ujung bumi yang teriris: najis... beribu tanya merajam jiwa di sepi waktu berbalur hampa jangan! aku tak suka: pen ...
Menunggu Kau yang Dulukenangan akanmu, menjauh. dan asa, melepuh. menunggu waktu, untuk menunggu. ber-rotasi, melumpuhkan inti syaraf kognitif. terabai, menatap dunia bercengkrama. menyepi, b ...
Kopi Pagi, Teh Sore HariSuara siang suara bising, Teriak kuli panggul, juga deru mesin, buat pening. Suara malam suara hening, Sesekali disela desah nafasmu, bedebah krik jangkrik beradu nyari ...
Perahu Kertas Terlipat rapi dan terbentuk begitu sempurna, seperti perahu kertas Ceria dan canda kanak kanak riuh di sekelilingmu, seperti perahu kertas. Rapuh, toh masih mampu be ...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment