Setiap inchi daratan adalah pentas tarian cintaMu. Setiap kubik lautan adalah tinta 'tuk tuliskan syair untukMu. Dan sehelai nyawaku sebagai pengikatMu.

Tuesday, December 4, 2012

Sepertiga Malam yang Terakhir

Advertisement

Sepertiga Malam (ilustrasi)
Ilustrasi:

menarilah, tak layak engkau termangu.
ini hari telah berganti, pagi.


syairku puisi waktu.
ritmeku bisu waktu.


beku tak bernafas, berontak pilu.
pasrah, terhimpit dua pahamu.
lesu, menatap peluh.
liar, menjilat sisa perih perdu-perdu.


mari, air hangat tlah menanti.
aku pulang pagi ini.


esok, jangan kau tutup pintu kamarmu.
untukku.


beri aku waktumu, di sepertiga malam yang terakhir, lagi.

Advertisement
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Sepertiga Malam yang Terakhir

  • Cinta Tanpa Majas Sajakku tak berbalur majas. Sajakku bukan memelas. Hanya kata biasa yang bersih. Tanpa metafora untuk kekasih. Jikalaulah kurang untukmu, maafkanlah. Hanya ini yang ma ...
  • Camar Aku pergi, seperti camar pagi tadi. berkalung sarung apak keringat dan daki. meninggalkan kehangatan istriku, menuju hawa dingin subuh yang hampir beku. Sesekali, ku ...
  • Biografi WS Rendra Willibrordus Surendra Broto Rendra (lahir Solo, 7 November 1935) adalah penyair ternama yang kerap dijuluki sebagai "Burung Merak". Ia mendirikan Bengkel Teater di Yog ...
  • Surga BagikuSurga, bagiku seperti tepian sungai dengan batu batu legam bulat kecil berkawan bening, ada kamu.Surga, bagiku seperti hujan rintik dini hari, ada hangat tubuhmu.Surga, ...
  • Senja Mabukhati sepi seperti mati. kala luka di ujung senja, terbuka. tatapan lembayung mabuk di ujung ufuk, menusuk menghujam jiwa lara. kala teguranMU memutarbalikkan asaku. aku ...

2 komentar:

  1. wah blog penyair ni,, nice sob,,
    ciptain juga dunk sob syair tentang perairan bertema lestarikan alam gitu,, hahe,,

    jngn lupa brkunjung d blog periaran sob,,
    salam sahabat,,

    ReplyDelete