Setiap inchi daratan adalah pentas tarian cintaMu. Setiap kubik lautan adalah tinta 'tuk tuliskan syair untukMu. Dan sehelai nyawaku sebagai pengikatMu.

Saturday, April 14, 2012

Maha Pema'af

Advertisement

ma'af tuhan, berikanlah ma'af, padaku, pada manusia rendah yang menghambakan diri pada dunia.

seharusnya kau tak perlu kumintai ma'af tuhan, bukankah kau pema'af, embahnya pema'af, moyangnya pema'af, bahkan lebih dari itu : maha pema'af.

tapi itu maumu, sebab engkau memang keras kepala, selalu mampu memaksakan kehendakmu, karena kau juga lebih dari moyangya pemaksa : maha berkehendak.

dan aku hanya ciptaanmu, sama halnya kubermain lempung, mau ku banting itu lempung hingga hancur pun tak bisa dia melawanku, akupun tak berani membantahmu sebab itu, jadi aku minta ma'af saja.

agar kau rela, dan aku pun tak perlu menjadi pembangkang, dan kau tetap menjadi tuhanku, agar aku tetap ber-tuhan, karena aku ingin tetap punya iman.

tuhan, kau ma'afkan aku bukan? sebab kau tidak seperti kawanku, ciptaanmu yang lain, tentu saja, sebab kau itu pencipta dan kawanku sama seperti aku, pendosa.

dan kau tahu tuhan? dia sepertinya bukan tipe pema'af sepertimu, dia bukan tipe easy-going seperti kau tuhan, yang mudah saja menerima ma'af dari manusia laknat sepertiku.

dari dulu, yang bisa membalas cintaku dengan tulus cuma kau saja, meski ku tak mencintaimu sepenuh hati, tak seperti kawanku, yang kucintai sepenuh hati, ya, kawanku, ciptaanmu yang lain itu.

tuhan, ma'af merepotkanmu dengan suratku yang kurang ajar, dan tentu saja kau ma'afkan, tapi aku tetap meminta ma'af, sebab aku tahu pasti kau ma'afkan

Advertisement
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Maha Pema'af

0 komentar:

Post a Comment