Kemudian subuh hembuskan angin surga
Tanpa kutahu tubuhku ngilu.
Sadari hitamku, sadari kotorku.
Aku malu.
Lalu ku usap wajah keriput, penuh luka.
Luka menganga, bukan luka warna.
Warna-warna dunia, dunia nista.
Hilang nyali.
Lalu bersembunyi kembali.
Aku takut.
Melukai subuhmu ya Tuhan.
Pagiku menjelang.
Dan aku panik, karna tak mampu ku gerakkan tubuh nista penuh noda dunia.
Aku malu. Subuh ini aku malu kepada-Mu.
Dan esoknya...esoknya lagi.
Aku masih malu.
Ma'afkan aku.
Monday, March 15, 2010
Sesunyi Subuh yang bernafas
Di Publikasikan
Jon Moekidi
pada
Monday, March 15, 2010
Advertisement
Advertisement
Tags :
Sajak
Related : Sesunyi Subuh yang bernafas
Daun, Embun dan Hujan Tetes mutiara bening mulai tercecer di hening lembar-lembar hijau malam. Tak mengapa asal dahaga mendapat pelipur lara dalam diam. Aku tahu hujan tak pulang kali ini. ...
Hangat banyak bilang terlalu banyak. sedikit bilang terlalu sedikit. kita cuma berdua. matikan saja perapian di tengah. biar gelap gulita. dan kita tidur... di kasur. ...
Mataku Mata NyalangMataku, mata nyalang yang mengawasi rerimbunan semak belukar setinggi dada. Mataku tak pernah terpejam kala malam. Mataku mata lelah yang sama. Mataku adalah mata tajam. ...
GERIMIS APRIL SURABAYAhujan, itu ingatan. gerimis, itu kenangan. seperti epos tak tergantikan. ini tentangmu, yg pernah berbagi ranjang dan rantang yang sama. ...
Ada Paku di Dadaku Diamku dalam darah Senyumku malaikat pilu Ada palu di keningmu Untukku berkawan jaddah Bagimu pesonamu Ada paku di dadaku Bumi, kemudian langit Lihat, anganku mengga ...