Setiap inchi daratan adalah pentas tarian cintaMu. Setiap kubik lautan adalah tinta 'tuk tuliskan syair untukMu. Dan sehelai nyawaku sebagai pengikatMu.

Wednesday, July 18, 2012

Binar Samar Belenggu Rindu

Advertisement

aku, adalah lelaki dungu
yang tenggelam dalam masa lalu
terpasung dalam belenggu
tersenyum sambil lalu
menatap kosong dan beku
lurus ke wajahmu

ada binar samar kurasa
di kelam kaku malam tanpamu
sepertinya
keberadaanmu adalah debu
yang mengitariku sepanjang waktu
kemudian melekat erat
di keringat keparat

dan...
sebentar kemudian mencumbu asa beku
yang mampir sebentar di sela-sela rindu

dalam darah perih yang membasah dalam pedih
dan melumuri kenangan akan kasih
ini, rindu yang tersapih

seperti janggal meniti masa
tanpa ada rasa yang tersisa
meski sebatas rasa sengsara
tidak, tak ada rasa tersisa


hanya ada hampa setelah cintamu kubuang sia-sia
dan jiwaku seringkali merintih kala mengingat seluruh kenangan yang terbangun dengan segala pahit dan manisnya cinta

dan hanya selembar ma'af yang mampu terucap, yang kutahu itu percuma...

akan selalu ada ruang untuk cintamu

Advertisement
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Binar Samar Belenggu Rindu

  • Cinta Bau Kencur Lamun lamur dunia cinta anak bau kencur. Berlapis berbatas setipis kertas, bencinya, rindunya. Ingin di mengerti tak mau mengerti. Cintanya adalah derita, rindunya itu ...
  • Cinta HeningSehening subuh yg lebih banyak terlewatkan. Dan kecewa melanda kala mata terbuka, jika matahari sudah meninggi. Seperti itulah cinta, ketika kita tahu bahwa cinta yang ...
  • Antara Mimpi dan Ilusitanpa rasa dan tak berpangkal asa. mengalir pelan dan meresap perlahan. menyelusup menyentuh inti dan muncul di kemudian hari. menjadi sari dan energi. sebagian adalah h ...
  • Hangat banyak bilang terlalu banyak. sedikit bilang terlalu sedikit. kita cuma berdua. matikan saja perapian di tengah. biar gelap gulita. dan kita tidur... di kasur. ...
  • KembaliTelah kulupa bentuk wajahmu, dan manis senyummu. Hingga kini saat kau hadir kembali, aku seperti di meja judi. Kupertaruhkan seluruh malu, hingga habis lidah dikulum k ...