Tetes mutiara bening mulai tercecer di hening lembar-lembar hijau malam.
Tak mengapa asal dahaga mendapat pelipur lara dalam diam.
Aku tahu hujan tak pulang kali ini.
Aku tahu harus kembali menanti.
Terpojok di sudut sepi, menggigit kuku di tepi pagi.
21 Januari 13
Monday, January 21, 2013
Daun, Embun dan Hujan
Di Publikasikan
Jon Moekidi
pada
Monday, January 21, 2013
Advertisement
Advertisement
Tags :
Sajak
Related : Daun, Embun dan Hujan
Kisah Ayam, Api dan Anjing, JangkrikApi membiru menggigil, menutup pintu kamar janda muda. Kemudian membakar pelan, dilantun irama ah uh menggelora. Menelikung senyap pagi selama sepekan, semangat empat li ...
MengenangmuSejenak kumenantimu, di tepian waktu Di serambi musholla, kala senja Melamunkan asa kan bisa meraih helai-helai rambutmu Memimpikan kuasa untuk menyentuh lembut pipimu ...
Kenangan dan HarapanKeinginan dan harapan, Tiba tiba mendekat. Memperlihatkan kenangan, Saat jiwaku penuh hasrat.Ia merantai membelenggu perasaan Untuk kembali merindukanmu. Ia mencoba menu ...
Senandung Gersangterpaku di belantara sunyi, merenungi sekotak cahaya. tertawa dan mengikik tanpa sejawat, mencari penghibur bagi jiwa berlumut sepi. --sendiri. menulis dalam ketukan-ke ...
Cinta Tanpa Majas Sajakku tak berbalur majas. Sajakku bukan memelas. Hanya kata biasa yang bersih. Tanpa metafora untuk kekasih. Jikalaulah kurang untukmu, maafkanlah. Hanya ini yang ma ...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
keren mas
ReplyDeleteMakasih dah mau komen sob. :)
Delete