Setiap inchi daratan adalah pentas tarian cintaMu. Setiap kubik lautan adalah tinta 'tuk tuliskan syair untukMu. Dan sehelai nyawaku sebagai pengikatMu.

Monday, January 21, 2013

Daun, Embun dan Hujan

Advertisement

embun.jpg

Tetes mutiara bening mulai tercecer di hening lembar-lembar hijau malam.
Tak mengapa asal dahaga mendapat pelipur lara dalam diam.
Aku tahu hujan tak pulang kali ini.
Aku tahu harus kembali menanti.

Terpojok di sudut sepi, menggigit kuku di tepi pagi.

21 Januari 13

Advertisement
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Daun, Embun dan Hujan

  • Kisah Ayam, Api dan Anjing, JangkrikApi membiru menggigil, menutup pintu kamar janda muda. Kemudian membakar pelan, dilantun irama ah uh menggelora. Menelikung senyap pagi selama sepekan, semangat empat li ...
  • MengenangmuSejenak kumenantimu, di tepian waktu Di serambi musholla, kala senja Melamunkan asa kan bisa meraih helai-helai rambutmu Memimpikan kuasa untuk menyentuh lembut pipimu ...
  • Kenangan dan HarapanKeinginan dan harapan, Tiba tiba mendekat. Memperlihatkan kenangan, Saat jiwaku penuh hasrat.Ia merantai membelenggu perasaan Untuk kembali merindukanmu. Ia mencoba menu ...
  • Senandung Gersangterpaku di belantara sunyi, merenungi sekotak cahaya. tertawa dan mengikik tanpa sejawat, mencari penghibur bagi jiwa berlumut sepi. --sendiri. menulis dalam ketukan-ke ...
  • Cinta Tanpa Majas Sajakku tak berbalur majas. Sajakku bukan memelas. Hanya kata biasa yang bersih. Tanpa metafora untuk kekasih. Jikalaulah kurang untukmu, maafkanlah. Hanya ini yang ma ...

2 komentar: